Header Image by sr.bennett
Dalam menyabut Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional yang dirayakan setiap tanggal 8 November, PWK UGM mengadakan dua kuliah tamu pada 1 November 2016. Salah satu kuliah tamu tersebut bertemakan ‘integrasi tata guna lahan dan transportasi’. Pembicara kuliah tamu tesebut adalah Dr. Wendy Tan, Assistant Professor of Infrastructure and Transportation Planning Department of Spatial Planning and Environment Faculty of Spatial Sciences, University of Groningen, Belanda. Judul kuliah yang beliau sampaikan adalah ‘Sustainable Mobility: Urban Planning & Transport’.
Ibu Wendy Tan menyampaikan bahwa perencanaan guna lahan dan transportasi tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling mempengaruhi dan membentuk siklus sebab-akibat yang berputar. Apa dan di mana seorang perencana menempatkan guna lahan tertentu, akan mempengaruhi mobilitas penduduk di sekitar guna lahan tersebut. Sebagai contoh, apabila guna lahan komersial tidak didukung dengan infrastruktur transportasi publik yang memadai, kemungkinan penduduk untuk menggunakan transportasi pribadi bermotor menuju kawasan komersial tersebut akan semakin besar. Kondisi ini akan meningkatkan potensi kemacetan yang berdampak pada pembuangan bahan bakar dan emisi karbon. Dampak berikutnya tentu saja berkaitan dengan keberlanjutan perkotaan (urban sustainability).
Salah satu konsep yang ditawarkan sebagai upaya mengintegrasikan tata guna lahan dan transportasi adalah TOD (transit oriented development). Bu Wendy Tan memaparkan terlebih dahulu teori tentang TOD yang salah satunya dilatarbelakangi oleh konsep Garden City. Secara umum, TOD adalah pendekatan pembangunan perkotaan dengan mengkonsentrasikan kegiatan-kegiatan di sekitar hub-hub transportasi misalnya stasiun, terminal bus, dan lainnya. Selanjutnya, beliau menyampaikan elemen-elemen dari TOD, antara lain: mixed use, density, proximity, dan public transport. Beliau juga memberikan sebuah contoh proyek pembangunan TOD di Belanda yang mengintegrasikan beberapa moda transportasi (kereta api, bis, sepeda, kendaraan pribadi) dan guna lahan (perkantoran, komersil, dan perumahan).
Yang menarik dan menjadi perhatian Ibu Wendy terkait dengan pembangunan TOD adalah tantangan dalam proses implementasi. Berdasarkan pengalaman empiris beliau membangun satu titik TOD, dibutuhkan konsensus yang melibatkan 75 pihak yang terdiri dari sektor dan aktor yang berbeda. Sektor-sektor yang diikutsertakan antara lain: guna lahan, transportasi, dan pembiayaan. Sedangkan aktor-aktor yang dilibatkan antara lain: swasta, universitas, komunitas, dan pemerintahan. Semakin besar skala pembangunan TOD – misalnya di tingkat regional, maka semakin tinggi pula kompleksitasnya.
Sebelum mengakhiri kuliah, Ibu Wendy mengajak mahasiswa PWK UGM melakukan simulasi penilaian rencana transportasi dan guna lahan kota. Selanjutnya, beberapa mahasiswa memaparkan hasil penilaian tersebut. Kuliah umum ditutup dengan memberikan kenang-kenangan kepada Dr. Wendy Tan oleh Dr. Retno Widodo.