Tren teknologi informasi telah banyak mempengaruhi berbagai bidang ilmu, termasuk bidang ilmu perencanaan wilayah dan kota. Salah satu tren TI yang saat ini sedang berkembang adalah Big Data. Untuk memperbarui pengetahuan mahasiswa terkait dengan Big Data dan potensi fungsinya dalam bidang ilmu perencanaan, PWK UGM mengundang Bapak Widyawan ST., M.Sc., Ph.D. untuk mengisi kuliah tamu dengan topik Big Data Analytic. Bapak Widyawan adalah Direktur DSDI UGM dan seorang dosen di Departemen Teknik Elektro dan Informatika di FT UGM. Kuliah tamu tersebut diadakan pada Rabu 29 Maret 2017 di Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan FT UGM.
Beliau menjelaskan sejarah perkembangan data dalam konteks teknologi informasi yang dahulu hanya dimulai dari data-data dengan ukuran kecil begitupun media yang menampungnya. Seperti misalnya computer IBM 305 Ramac yang hanya berkapasitas 5MB hingga kemunculan flashdisk dan hardisk yang saat ini mampu menampung data hingga 2 TB. Beberapa tahun belakangan ini data-data terutama dalam bidang TI pun berkembang pesat terutama dalam aspek volume, sehingga munculah istilah big data.
Bapak Widyawan juga menerangkan bahwa ada 5 ciri khas big data yaitu: Volume, Variety, Velocity, Veracity, dan Value. Volume berkaitan dengan ukuran data. Variety berhubungan dengan variasi tipe dan sumber data. Velocity yaitu kecepatan pengambilan dan pengelolaan data. Veracity adalah validitas dan kebenaran data. Terakhir adalah value, yaitu nilai dari data-data tersebut. Beliau menambahkan bahwa dalam big data tidaklah bernilai bila tidak dianalisa dan dipresentasikan secara menarik. Untuk itu tetap diperlukan sebuah untuk menganalisa big data yang kemudian dikenal dengan big data analytic.
Menurut Pak Widyawan, pada dasarnya jenis analisa yang dilakukan pada big data sama dengan analisa-analisa lain pada umumnya. Yang membedakan analisa data biasa dan big data adalah pada instrumen dan tekniknya. Dengan karakteristik volume yang super besar inilah, ‘big data’ memerlukan sebuah teknik rekayasa khusus. Bila data-data biasa dapat dianalisa dengan perangkat lunak seperti excel atau SQL, big data memerlukan instrumen yang lebih canggih lagi dari sisi perangkat lunak maupun perangkat kerasnya.
Selanjutnya, beliau memberikan sebuah contoh kasus yang sangat lekat dengan bidang PWK yaitu pengelolaan big data TransJakarta. Data-data transaksi TransJakarta dikategorikan big data karena volumenya yang sangat besar yaitu sekitar 287.000 transaksi per hari dengan volume database sebesar 470GB serta pertambahan data sebesar 14GB per bulannya. Dengan menganalisa data transaksi tersebut dapat diidentifikasi pola perjalanan pengguna TransJakarta dengan pendekatan origin-destination. Dengan data tersebut kebijakan perkembangan rute dan fasilitas baru dapat diambil oleh DKI Jakarta.
Selain digunakan untuk melihat pola transaksi, analisa big data terkait dengan persepsi para pengguna TransJakarta yang muncul di media sosial juga dilakukan. Dengan pendekatan natural language process, analisa terhadap sentimen pengguna TransJakarta yang disampaikan lewat twitter dianalisa. Hasil menunjukkan bahwa sentimen netral masih mendominasi cuitan-cuitan yang muncul di twitter disusul dengan sentimen positif dan sentiment negative berurutan.
Dari kuliah tamu yang disampaikan Bapak Widyawan, dapat diambil pelajaran bahwa analisa big data memiliki potensi besar dalam pengambilan keputusan, termasuk diantaranya keputusan dalam bidang perencanaan wilayah dan kota.
Unduh materi kuliah tamu Big Data Analytic pada link berikut.