Pada Rabu, 21 Juni 2016, Program Studi S1 PWK UGM menyelenggarakan kuliah tamu dengan pembicara Prof. Sung-Kyun Kim dari Department of Landscape Architecture and Rural System Engineering, Seoul National University, Korea Selatan. Beliau, yang merupakan akademisi dan praktisi senior yang dihormati di bidang perencanaan lansekap, menjabat sebagai President of Asian Cultural Landscape Association (ACLA), President of Asia-Pacific Environment and Landscape Architecture Forum (APELA), dan President of Korean Institute of Landscape Architect (KILA).
Acara dimulai pukul 09.30 bertempat di Ruang K1 DTAP dengan kata sambutan dari Bapak Prof. Bakti Setiawan. Moderator acara adalah Ibu Ratna Eka Suminar, M.Sc. Acara ini dihadiri sekitar 50 peserta yang berasal dari dalam dan luar UGM, serta perwakilan komunitas masyarakat Kali Code.
Acara diawali dengan pembukaan oleh moderator, lalu dilanjutkan langsung dengan presentasi dari Prof. Kim. Topik presentasi adalah tentang “Spatial Policy and Strategic Planning of Urban Waterfront”. “Restorasi sungai” mengandung makna mengembalikan siklus alami sungai dengan meminimalkan aktivitas manusia, mengembalikan “kesehatan sungai”, serta mengembalikan hubungan harmonis sungai dan manusia. Sejarah restorasi sungai di Korea Selatan telah dimulai sejak tahun 1970-an dengan upaya kontrol terhadap banjir dan penyusunan rencana jangka 10 tahun inovasi ekonomi secara komprehensif. Pada tahun 1980-an, fokus aktivitas adalah pembersihan sungai-sungai yang tercemar lalu dilanjutkan gerakan “nature friendly restoration” untuk mengampanyekan kepedulian terhadap sungai pada tahun 1990-an. Kemudian, pada tahun 2000-an, skala restorasi sungai meluas dalam lingkup regenerasi kota dan semakin menguatnya partispasi masyarakat. Terdapat tiga kesimpulan utama, yaitu 1) perlunya pemahaman terhadap dinamika sungai, mengingat sungai di Asia mempunyai karakteristik khas, antara lain adanya iklim monsoon, hujan musiman, serta terdapat sawah di sepanjang aliran sungai, 2) perlunya pemahaman menyeluruh terhadap ekosistem sungai, tidak hanya aliran sungainya saja namun juga daerah yang terairi di sekitarnya, 3) Pengaruh manusia terhadap lanskap budidaya harus selaras dengan sungai.
Prof. Kim mempresentasikan beberapa contoh perencanaan lansekap yang berhasil di Korea, yaitu Sungai Chonggyechong dan pedestrianisasi Deoksugung-gil (area ini merupakan hasil desain Prof. Kim sebagai pemenang sayembara). Prof. Kim memberikan semangat kepada para peserta untuk dapat berpikir kreatif dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan kota.
Sesi tanya jawab berlangsung menarik dengan pertanyaan-pertanyaan yang beragam dari para mahasiswa. Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat apresiasi dari Prodi S1 PWK yang diwakili oleh Ibu Isti Hidayati, M.Sc dan kemudian dilanjutkan foto bersama.