Yogyakarta, 4 November 2025 – Di tengah tantangan krisis ekologi dan tekanan urbanisasi global, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (PWK UGM) menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Permaculture as Solution”. Bertempat di Gedung SGLC 6B2, Lantai 6, Fakultas Teknik UGM, acara ini menghadirkan Khaerul Anam Widya Purnama dari United Nations – Food And Agriculture Organization (FAO).
Dalam kuliah ini, Khaerul Anam menyoroti urgensi perubahan paradigma dalam pembangunan kota. Beliau memaparkan bahwa pendekatan sustainability (keberlanjutan) yang sekadar “meminimalkan dampak negatif” tidak lagi cukup untuk menghadapi kerusakan lingkungan saat ini. Diperlukan pergeseran menuju Desain Regeneratif, yaitu pendekatan yang secara aktif memulihkan ekosistem, menyerap karbon, dan meningkatkan ketahanan masyarakat .
Tiga Etika Dasar Permakultur
Narasumber menjelaskan bahwa permakultur bukan sekadar teknik pertanian, melainkan sebuah kerangka kerja desain yang koheren yang mengintegrasikan ekologi dan etika. Fondasi utamanya bersandar pada tiga etika:
- Earth Care (Kelestarian Lingkungan): Memelihara dan meregenerasi sistem alam.
- People Care (Keberlanjutan Sosial): Mendukung kesejahteraan dan kesetaraan manusia.
- Fair Share (Keberlanjutan Ekonomi): Menyadari batas konsumsi dan mendistribusikan surplus .
Aplikasi di Wilayah Perkotaan
Kuliah ini juga membahas secara teknis bagaimana prinsip permakultur diterapkan dalam perencanaan kota melalui Nature-Based Solutions. Beberapa strategi yang dipaparkan meliputi:
- Hutan Pangan Kota (Urban Food Forests): Mengubah ruang kota menjadi ekosistem produktif untuk ketahanan pangan.
- Desain Sensitif Air (Water-Sensitive Design): Pengelolaan air hujan terpadu melalui rain garden dan swale untuk mencegah banjir sekaligus mengisi air tanah.
- Koridor Hijau: Menciptakan jejaring ruang hijau yang memungkinkan pergerakan satwa liar dan meningkatkan kualitas udara kota.
Mahasiswa juga diperkenalkan pada perangkat desain (design tools) seperti Zone Planning dan Sector Analysis untuk menciptakan tata letak kota yang efisien energi. Sesi ditutup dengan pesan kuat bahwa kota masa depan harus mampu meniru pola alam (biomimikri) untuk menciptakan lingkungan yang tidak hanya hemat energi, tetapi juga produktif dan berketahanan iklim.
Berdasarkan materi yang disampaikan dalam kuliah tamu tersebut, terdapat 5 poin SDGs yang relevan:
- SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)
- SDG 2: Tanpa Kelaparan (Zero Hunger)
- SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production)
- SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim (Climate Action)
- SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak (Clean Water and Sanitation)