Header Image by Carmine Savarese
Pada tanggal 3 Maret 2017, PWK UGM telah mengadakan kuliah umum dengan judul ‘Hubungan Logistik Perkotaan dan Perencanaan (Spasial) Kota’. Kuliah umum tersebut mengundang Bapak Dr. Kuncoro Harto Widodo dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada.
Dr. Kuncoro membagi materi kuliah berdasarkan tiga sub pembahasan. Sub bahasan pertama berkaitan dengan teori-teori yang melatarbelakangi praktek pergerakan logistik dan perencanaan spasial yang dikenal dengan konsep Urban/City Logistics. Beliau menjelaskan tentang perbedaan mendasar antara Supply Chain Management dan Urban Logistics. SCM hanya menyoroti pergerakan logistik dari sisi swasta / perusahaan yang memiliki kepentingan untuk mendistribusikan barang sedangkan UL menyangkut berbagai stakeholders termasuk pihak pemerintahan dan swasta. Pada SCM prinsip jaringan dan efisiensi lebih diutamakan sedangkan pada UL prinsip efektivitas dan spasial menjadi yang diprioritaskan.
Pada sub bahasan kedua, Dr. Kuncoro memberikan gambaran tentang praktek pergerakan logistik di Indonesia saat ini yang masih menemui banyak tantangan. Tantangan-tantangan tersebut antara lain: 1. Terbatasnya lahan di kota yang dapat digunakan untuk fungsi pergerakan logistik; 2. Kompetisi antara transportasi logistik dengan transportasi penduduk; 3. Kurangnya fasilitas untuk konsolidasi dan dekonsolidasi barang; 4. Kemacetan; dan 5. Isu polusi udara dan kualitas lingkungan.
Pada sub bahasan ketiga, beliau memberikan penjelasan tentang peran perencanaan spasial melalui beberapa studi kasus antara lain Provinsi DIY dan Kota Surabaya. Beliau menjelaskan bahwa perencanaan spasial berkaitan erat dengan perencanaan guna lahan dan penempatan lokasi untuk fasilitas-fasilitas pendukung pergerakan logistik misalnya pusat konsolidasi seperti pergudangan, pelabuhan, dan berbagai fasilitas pergerakan logistik lainnya. Dr. Kuncoro juga menjelaskan dalam proses pencarian lokasi dan lahan untuk pergerakan logistik perlu mempertimbangkan banyak aspek / kriteria sehingga perlu menggunakan metode seperti Multi-Criteria Decision Making.
Sebelum selesai, dilakukan diskusi singkat antara peserta dan Dr. Kuncoro. Sebagian besar pertanyaan yang dilontarkan peserta berkaitan dengan pergerakan logistik yang ada di DIY dan hubungannya pembangunan infrastruktur transportasi baru di DIY. Menurut beliau, keberadaan infrastruktur baru yang berkaitan dengan transportasi logistik memberikan kesempatan besar bagi DIY bila dikelola secara optimal. Salah sastunya dengan memanfaatkan posisi geografis DIY yang berada di sisi selatan dan relatif dekat dengan negara-negara di sisi selatan bumi seperti Australia, India, dan negara kepulauan Pasifik.
Unduh materi Prof. Kuncoro pada link berikut.