Universitas Gadjah Mada Urban and Regional Planning
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • About URP
    • URP History
    • Vision, Mission, and Target
    • Structural Organization
    • Program Specification
    • Lecturers and Staff
      • Lecturers
      • Staff
    • Accreditations
    • Contact Us
  • Academic
    • Overview
    • Curriculum
    • Syllabus
      • Compulsory Courses
      • Elective Courses
      • Kerja Praktik
      • Comprehensive Test
    • Student Assessment
    • Final Project
    • E-Learning Portal
    • International Undergraduate Program
  • Student
    • Student Facts
    • Student Activities
    • Student Achievements
    • Student Organization
    • PKM (Students’ Creativity Program)
    • Scholarship and Exchange
  • Facilities
    • Classroom
    • Studio
    • Library
    • Computer Lab
    • Administration
    • Photocopy and Printing
    • Food Cafetaria
    • Common Lounge
    • Students’ Association Building
    • Publishing Unit
    • Healthcare Unit
    • Parking Lot
  • Research
    • Research Agenda
    • Research Works and Publications
  • Alumni
    •  Alumni Profile
    • Alumni Tracer Study
    • Certificate of Accreditation
  • Labs
    • Spatial Planning Laboratory
  • Beranda
  • SDGs
  • SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
  • page. 3
Arsip:

SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan

After Report Kuliah Tamu “The Future Outlook of Smart Cities in Indonesia: Opportunities and Challenges”

NewsSDG 11: Kota dan Pemukiman yang BerkelanjutanSDG 17: Kemitraan untuk Mencapai TujuanSDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan EkonomiSDG 9: IndustriSDGs Friday, 2 May 2025

Yogyakarta, 29 April 2025 – Program Studi Sarjana PWK UGM mengadakan kuliah tamu pada Selasa, 29 April 2025 lalu yang bertajuk “The Future Outlook of Smart Cities in Indonesia: Opportunities and Challenges”.

Kuliah tamu ini mengundang Hari Kusdaryanto selaku Chief Innovation Officer (CIO) Citiasia Inc. yang mengupas tuntas mengenai bagaimana tantangan dan peluang implementasi konsep kota cerdas di masa kini hingga masa mendatang. Kuliah dilaksanakan secara daring dengan mengundang masyarakat umum secara terbuka untuk dapat bergabung.

Kuliah dimulai dengan pemaparan mengenai pengantar dari konsep kota cerdas. Kota cerdas atau smart city adalah suatu konsep yang muncul sebagai respons atas permasalahan yang dihadapi oleh kota. Kota cerdas adalah konsep kota inovatif yang memanfaatkan teknologi dan mampu mengelola berbagai sumber daya baik alam, manusia, dan anggaran secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tantangan prioritas, meningkatkan kualitas layanan, dan meningkatkan produktivitas dan daya saing melalui inovasi yang terpadu dan berkelanjutan.

Indonesia sendiri mendeklarasikan perkembangan 100 Smart City di KTT ASEAN sejak 2018 lalu. Berdasarkan IMD Smart City Index 2025, Kota Jakarta, Medan, dan Makassar termasuk dalam 3 peringkat teratas kota cerdas di Indonesia. Tantangan pelaksanaan konsep kota cerdas saat ini adalah mindset dan cultureset, yaitu terdapat anggapan bahwa kota cerdas atau smart city hanya program milik dan tanggung jawab bidang komunikasi dan informasi padahal seharusnya kolaborasi multidimensional dan multisektor (pentahelix), belum optimalnya transformasi digital, sinkronisasi kebijakan, literasi dan utilisasi, anggaran yang berkelanjutan, infrastruktur pendukung (internet, dsb), hingga integrasi.

Di masa mendatang, kebijakan dan tata kelola menjadi PR besar untuk pengembangan kota cerdas. Catatan penting terkait kebijakan dan tata kelola adalah masih lemahnya nomenklatur smart city di dalam muatan RPJMN terbaru, belum adanya sinkronisasi arah kebijakan antarkementerian, hingga pemerintah daerah yang masih memfokuskan smart city sebagai bagian program bidang kominfo sehingga tersegmentasi. Di sisi lain, kebutuhan talenta digital di Indonesia untuk mengembangkan inovasi teknologi masa depan (AI, smart infrastructure, dsb) menjadi peluang dalam pengembangan kota cerdas di Indonesia.

Topik yang dibahas dalam kuliah tamu ini yaitu peluang dan tantangan pdngembangan kota cerdas selaras dengan beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs), di antaranya SDG 8, (Decent Work and Economic Growth), SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), SDG 11 (Sustainable Cities and Communities), dan SDG 17 (Partnership for The Goals).

Pelaksanaan kuliah tamu disambut dengan baik oleh peserta. Peserta mengajukan beberapa pertanyaan terkait topik kota cerdas sceara antusias. Kuliah tamu ditutup dengan closing statement yang sangat menarik dari narasumber.

“Smart city atau kota cerdas tidak melulu bicara tentang keunggulan dan pemanfaatan hardware dan software, tapi yang paling penting lainnya adalah heartware. Anda dan kita semua bagian dari komunitas, masa depan tidak bisa berbalik. Kita sudah punya digital native, kepekaan, dan kemampuan penggunaan hardware yang lebih dibandingkan generasi sebelumnya.” – Hari Kusdaryanto, 2025

 

After Report Kuliah Tamu “Belajar dari Kampung Akuarium

NewsSDG 10: Berkurangnya KesenjanganSDG 11: Kota dan Pemukiman yang BerkelanjutanSDG 17: Kemitraan untuk Mencapai TujuanSDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Wednesday, 30 April 2025

Yogyakarta, 24 April 2025 – Program Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota hadir kembali dengan kegiatan kuliah tamu berkolaborasi dengan praktisi, yang dilaksanakan pada Kamis, 24 April 2025 lalu. Kuliah tamu edisi kali ini membahas mengenai “Belajar dari Kampung Akuarium” di Jakarta Utara dengan mengundang Elisa Sutanudjaja, Executive Director Rujak Center for Urban Studies.

Kuliah tamu ini mengajak peserta memahami pembelajaran berharga dari Kampung Akuarium, bagaimana implementasi perumahan berkonsep kampung susun yang berbasis masyarakat dan inklusivitas serta dinamika-dinamika yang dihadapi sebelum, saat, dan sesudah pembangunan.

Penyampaian materi dibuka dengan penjelasan mengenai definisi kampung kota. Kampung kota sendiri adalah permukiman yang terbentuk secara sosial dan non-pasar yang terletak di kawasan perkotaan yang strategis. Dapat dikatakan bahwa kampung kota ini berdiri atas kemandirian masyarakat, contohnya seperti membangun prasarana dengan biaya masyarakat kampung itu sendiri. Kampung kota seringkali mendapat stigma negatif sebagai “kawasan kumuh”, padahal tidak semua. Kekhasan dari kampung kota, struktur sosial masyarakatnya seperti etnis misalnya masih mengikuti asal masing-masing (permukiman informal). Contohnya Kampung Akuarium yang masih beragam sekali struktur masyarakatnya sehingga disebutkan seperti menggambarkan “Indonesia Kecil” karena menggambarkan keragaman, tetapi dengan adanya kompleksitas tersebut di sisi lain dijustifikasi menjadi perkampungan kumuh.

Membangun kota bukan hanya sekadar membangun gedung-gedung tidak bernyawa, tetapi hakikatnya adalah membangun suatu ruang hidup. Kota-kota yang dianggap sudah maju atau dianggap gagal pada dasarnya justifikasi tersebut tidak tepat karena kota itu dinamis dan terus berkembang. Kota adalah suatu proses, bukan produk akhir. Permasalahan yang dihadapi adalah, orientasi perencanaan Indonesia berupaya mengatur hingga skala-skala kecil seperti tempat tinggal contohnya, tetapi lupa bahwa sekadar membuat rusunawa agar mudah untuk dilakukan pemantauan bukan suatu kebijakan yang ideal. Masyarakat butuh ruang untuk bersosialisasi, mengembangkan diri, dan lain-lain. Kampung susun sebagai perwujudan kampung kota berbeda dengan rusunawa baik dari segi pendanaan, pendekatan, dan lain-lain. Kampung susun maupun kampung kota itu sendiri memiliki keunikan dan kelebihan, baik dari segi keterjangkauan dengan lokasi di sekitarnya, biaya perjalanan, kohesi sosial, dinamika perekonomian, hingga SDM dan keterampilan yang dimiliki.

Topik yang dibawakan dalam kuliah tamu ini selaras dengan beberapa SDGs (Sustainable Development Goals) di antaranya SDG 8 (Decent Work and Economic Growth), SDG 10 (Reduced Inequalities), SDG 11 (Sustaniable Cities and Communities), dan SDG 17 (Partnerships for the Goals).

Poin pentingnya adalah, masyarakat harus diberdayakan. Pembangunan dan perencanaan harus berkeadilan, tidak hanya sekadar memutuskan hitam dan putih, salah dan benar, tetapi melihat konteks yang lebih dalam dan luas. Perencanaan perlu melihat pada arah yang lebih jauh ke masa depan.

Kuliah tamu ini mendapatkan sambutan yang hangat dan dipenuhi antusiasme dari peserta, baik mahasiswa Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota UGM maupun bagi peserta umum.

After Report Kuliah Tamu “Analisis Spasial untuk Perencanaan”

NewsSDG 11: Kota dan Pemukiman yang BerkelanjutanSDG 4: Pendidikan BerkualitasSDG 9: Industri Friday, 28 March 2025

Yogyakarta, 3 Maret 2025 – Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada (PWK UGM) kembali menggelar kuliah tamu sebagai bagian dari mata kuliah Metode dan Teknik Analisis Data. Kuliah yang bertajuk Analisis Spasial untuk Perencanaan ini menghadirkan Firman Afrianto, S.T., M.T., seorang praktisi sekaligus konsultan di bidang perencanaan wilayah dan kota dari PT Sagamartha Ultima, sebagai narasumber utama.

Acara berlangsung di SGLC Ruang 5B2 dan dibuka oleh Isti Hidayati, S.T., M.Sc., Ph.D., sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah, yang juga turut memberikan pengantar mengenai pentingnya analisis spasial dalam perencanaan perkotaan modern. Kuliah ini bertujuan untuk memberikan wawasan lebih mendalam kepada mahasiswa mengenai konsep dan teknik analisis spasial serta aplikasinya dalam perencanaan berbasis data.

Dalam pemaparannya, Firman Afrianto menjelaskan bagaimana analisis spasial menjadi elemen krusial dalam perencanaan wilayah dan kota, terutama dalam memahami pola, hubungan, serta dinamika suatu wilayah. Ia menekankan bahwa teknologi Geographic Information System (GIS) dan remote sensing telah memungkinkan perencana untuk memvisualisasikan data spasial secara lebih komprehensif, sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih akurat dan berbasis bukti.

Lebih lanjut, kuliah ini juga membahas berbagai metode pemetaan dan teknik analisis data spasial yang digunakan dalam berbagai proyek perencanaan, termasuk analisis perubahan tata guna lahan, pemodelan aksesibilitas, serta pemetaan risiko bencana. Firman menekankan bahwa keterampilan dalam analisis spasial kini menjadi kebutuhan utama bagi perencana kota di era digital, terutama dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs).

Kuliah ini selaras dengan beberapa target SDGs, di antaranya SDG 4 (Quality Education), SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), SDG 11 (Sustainable Cities and Communities), serta SDG 17 (Partnerships for the Goals). Dengan semakin berkembangnya teknologi dan ketersediaan data spasial, pemahaman mendalam tentang analisis spasial diharapkan dapat membantu perencana dalam menciptakan kota dan wilayah yang lebih inklusif, berkelanjutan, serta tanggap terhadap berbagai tantangan di masa depan.

Kuliah tamu ini mendapat antusiasme tinggi dari mahasiswa, yang aktif mengajukan pertanyaan dan berdiskusi mengenai tantangan serta prospek penggunaan analisis spasial dalam praktik perencanaan. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan dalam menganalisis data spasial dan mengaplikasikannya dalam berbagai konteks perencanaan di masa mendatang. Kuliah tamu ini juga memberikan eksposure dari praktisi di dunia profesional yang dapat memberikan pengetahuan tambahan kepada mahasiswa sebagai bekal untuk berkarir nantinya.

 

Alumni PWK UGM Raih Honorable Mention di EPOCH45 International Planning Competition  

AlumniSDG 11: Kota dan Pemukiman yang BerkelanjutanSDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)SDG 4: Pendidikan BerkualitasUncategorized Wednesday, 26 March 2025

Tim alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih Honorable Mention dalam EPOCH45 International Planning Competition, sebuah kompetisi multidisiplin bagi mahasiswa dan profesional muda di bidang perencanaan spasial untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diselenggarakan oleh kolaborasi dari Universitas Diponegoro and MARS Architects. Kompetisi ini bertujuan mencari solusi inovatif dalam pengembangan kota dan lanskap untuk fase pembangunan IKN selanjutnya. Pengumuman penghargaan dilakukan pada 18 Maret 2025 di Erasmus Huis, Royal Netherlands Embassy, Jakarta.  

Tim dengan nomor 0240, yang terdiri dari Aisya Nazifa, Fatimah Muthi Sakinah, dan Tasnim Arma Fauzia (Alumni Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, UGM), Dwiana Putri Setyaningsih (Alumni Kartografi dan Penginderaan Jauh, UGM), serta berkolaborasi dengan Fathah Aulia Rizka (Mahasiswa Arsitektur Lansekap, Institut Pertanian Bogor/IPB), sukses mengembangkan konsep inovatif di bawah bimbingan para dosen UGM, yakni Dr. Tri Mulyani Sunarharum, S.T., IPU., Ir. Deva Fosterharoldas Swasto, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., dan Wirastuti Widyatmanti, S.Si., Ph.D.. Bimbingan para dosen ini berperan penting dalam memperkuat dasar ilmiah serta pendekatan strategis tim dalam merancang solusi perencanaan yang berkelanjutan dan aplikatif.  

Kompetisi ini dinilai oleh Juri Internasional yang memimpin berbagai inovasi dan perkembangan dunia dalam ranah perkotanaan maupun lanskap, diantaranya: Bambang Sutantono — President
Winy Maas — MVRDV, Henk Ovink — Commission on the Economics of Water, Pedro Camarena — LAAP + UNAM, Arief Rabik — Indo Bamboo, Sofian Sibarani — URBAN+, Daliana Suryawinata — SHAU, Eric Frijters — FABRICations, dan Bindu Lohani — Distinguished Adjunct Board Member AIT.

Dalam kompetisi ini, tim mengusung konsep “Wildscape Living Nexus: Where Wildlife Meets Urban Scape”, yang menekankan integrasi ekosistem alami dengan lanskap perkotaan melalui pendekatan multi-skala, dari tingkat regional, distrik, hingga blok. Wildscape Living Nexus berfungsi sebagai sistem yang saling terhubung, memastikan keseimbangan antara pembangunan kota dan pelestarian lingkungan.  

EPOCH45 sendiri mendorong peserta untuk menantang paradigma perencanaan konvensional dan mengeksplorasi konsep Evolutionary Planning—sebuah pendekatan yang menekankan pengembangan bertahap dari pusat administratif di tahun 2025 menuju Forest City yang mandiri dan tangguh dengan populasi 2 juta jiwa pada tahun 2045.  

Kompetisi ini diikuti oleh berbagai tim dari universitas ternama di dunia dengan 3 kejuaraan ada 6 tim memperoleh award honorable mention, seperti tim dari University College London (UCL), University of Sheffield, dan Liverpool University dari Inggris, Kanagawa University, Kyoto University, dan Meiji University dari Jepang, serta Southeast University dari Tiongkok, serta masih banyak universitas lainnya yang berpartisipasi. Selain itu, berbagai institusi lain seperti Royal Horticulture Society dan China Construction Eighth Engineering Bureau juga turut berpartisipasi dalam merancang solusi inovatif untuk IKN. Partisipasi dari universitas dan institusi global ini menunjukkan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan perencanaan kota masa depan yang lebih berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan lingkungan.

PWK JUARA! Tim Ecobreeze Raih Juara 1 dalam Paper Competition SIGMA 2025

NewsSDG 11: Kota dan Pemukiman yang BerkelanjutanSDG 13: Penanganan Perubahan IklimSDG 4: Pendidikan BerkualitasStudent AchievementsStudent Activities Monday, 24 March 2025

Tim Ecobreeze berhasil meraih Juara 1 dalam Paper Competition SIGMA 2025, yang diselenggarakan oleh SEG & HAGI Student Chapter Universitas Padjadjaran pada 22 Februari 2025. Tim ini terdiri dari Ilkarizia Etro Candra Gabesya (KPJ 2023), Mulky Djati Sabila (KPJ 2023), dan Zuhud Ahnaf Fauzi (PWK 2022).

Dalam kompetisi ini, Tim Ecobreeze mengajukan karya ilmiah berjudul “ECOBREEZE: Program Teknologi Spasial Adaptif, Edukatif, dan Konstruktif Berbasis Land Surface Temperature dalam Upaya Reduksi AC terhadap Urban Heat Island sebagai Perwujudan SDGs 11 dan 13 di Kota Surabaya.” Penelitian ini menyoroti dampak Urban Heat Island (UHI) di perkotaan serta menawarkan solusi berbasis Land Surface Temperature (LST) untuk mengurangi ketergantungan terhadap pendingin udara (AC). Melalui pendekatan ini, penelitian mereka mendukung upaya pencapaian SDGs 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan) serta SDGs 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Keberhasilan Tim Ecobreeze menjadi bukti bahwa inovasi berbasis teknologi spasial dapat menjadi solusi nyata dalam perencanaan kota yang lebih berkelanjutan. Dengan kemenangan ini, diharapkan penelitian mereka dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kebijakan lingkungan yang lebih ramah iklim serta menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berkarya dalam bidang perencanaan dan teknologi lingkungan.

 

Sekali lagi selamat kepada tim yang sudah membanggakan nama PWK UGM!

1234

Recent Posts

  • Sidang Tugas Akhir Terbuka “Riset untuk Jogja
    September 3, 2025
  • Wisuda PWK UGM Periode Agustus 2025
    September 2, 2025
  • After Report Kuliah Perdana “Peran Teknologi Informasi dalam Peningkatan Efektivitas Penataan Ruang”
    August 19, 2025
  • Buku Panduan Akademik Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota Tahun 2025/2026
    August 4, 2025
  • Harmoni Pelestarian Budaya dan Hak Atas Ruang di DIY
    July 8, 2025
Universitas Gadjah Mada

Urban and Regional Planning

Universitas Gadjah Mada

Jl. Grafika no. 2, Kampus Fakultas Teknik UGM
Yogyakarta 55281
Telp. : +6274 580092
Fax : +6274 580854
Email: s1pwk@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY