
Yogyakarta, 15 Mei 2025 – Kuliah tamu terbuka untuk umum yang diadakan oleh Program Studi Sarjana PWK UGM hadir kembali pada Kamis 15 Mei 2025 dengan judul “Youth Migration and Its Implication for Regional Development”. Kuliah ini mengundang Meirina Ayumi Malamassam, Ph.D, seorang peneliti di Pusat Riset Kependudukan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kuliah tamu dibuka oleh Sri Tuntung Pandangwati, ST., MUP. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Kependudukan dan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber.
Pemaparan dibuka dengan penjelasan mengenai istilah-istilah penting dalam migrasi, baik pengertian, faktor pendorong, kategori usia, hingga latar belakang pendidikan. Faktor ekonomi menjadi faktor utama yang menggerakan terjadinya migrasi. Dalam konteks ini, penduduk usia muda menjadi bagian penting dan kritis dalam arus migrasi. Mereka bermigrasi karena tingkat pendidikan yang lebih tinggi, masuk ke pasar tenaga kerja, dan pembentukan keluarga. Berdasarkan riset yang dilakukan, semakin tinggi tingkat pendidikan keinginan untuk migrasi juga semakin tinggi.
Human capital menjadi aspek yang sangat penting dalam migrasi, baik untuk lokasi destinasi maupun asal migrasi. Terdapat hubungan antara pendidikan dan migrasi yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.Migrasi adalah mekanisme penting untuk akuisisi modal manusia, yaitu pelengkap investasi modal manusia dalam pendidikan vs alternatif investasi modal manusia melalui akses ke peluang ekonomi. Upaya peningkatan pengembangan modal manusia perlu mempertimbangkan perbedaan kondisi wilayah-wilayah di dalam negara dalam dinamika populasi dan profil wilayah (perbedaan karakteristik, kondisi ekonomi, SDM, dsb)
Selain itu, ada beberapa pola-pola migrasi, di antaranya migrasi pendidikan tinggi yang dimulai karena kelanjutan pendidikan dan terjadi perpindahan pada masa dewasa muda (1), pendidikan pasca migrasi meningkatkan keinginan untuk migrasi berulang (2), dan migrasi oleh kelompok berpendidikan rendah (biasanya dari daerah yang kurang urban ke kota) dan cenderung permanen serta modal sosial di sini memainkan peran yang sangat penting (3).
Pemerintah selaku pemangku kebijakan perlu mempertimbangkan arus migrasi secara serius. Bagaimana upaya untuk memanfaatkan arus migrasi secara positif, meminimalkan dampak-dampak negatif, memfasilitasi migrasi yang dilakukan agar tepat sasaran dan terencana sehingga dapat memberikan manfaat bagi daerah asal maupun tujuan migrasi dan tidak membawa masalah baru. Salah satu yang menarik adalah bagaimana mempertahankan masyarakat migran di daerah rural yang dapat membawa dampak positif berupa kemajuan pembangunan daerah rural atau pedesaan dan peningkatan modal manusia.
Topik kuliah tamu ini selaras dengan 6 tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB/SDGs) yaitu SDG 4 (Quality Education), SDG 5 (Gender Equality), SDG 8 (Decent Work and Economic Growth), SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructyre), SDG 10 (Reduced Inequalities), dan SDG 11 (Sustainable Cities and Communities).