Yogyakarta, 5 November 2025 – Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (PWK UGM) kembali menyelenggarakan kuliah tamu dalam rangkaian Mata Kuliah Pilihan (MKP) Mobilitas dan Tata Ruang. Kuliah tamu yang diselenggarakan secara daring ini mengangkat topik “Inclusive Mobility” dengan menghadirkan narasumber Ulfi Puarada, seorang Transport Analyst dari Women on The Move Asia dan Transportologi.
Kuliah tamu ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam kepada mahasiswa mengenai pentingnya aspek inklusivitas dalam perencanaan transportasi dan tata ruang. Dalam sesi ini, Ulfi Puarada membedah konsep mobilitas inklusif yang didasari oleh prinsip inklusi sosial dalam sistem transportasi. Beliau menjelaskan bahwa inclusive mobility bertujuan untuk mengurangi eksklusi dan memungkinkan partisipasi setara bagi seluruh lapisan masyarakat dalam mengakses pendidikan, pekerjaan, layanan kesehatan, hingga partisipasi sosial.
Memahami Interseksionalitas dalam Mobilitas
Salah satu poin kunci yang disampaikan narasumber adalah pentingnya memahami pengguna transportasi melalui kacamata interseksionalitas. Ulfi menampilkan “Intersectional Wheel” untuk menunjukkan bahwa setiap individu memiliki identitas yang tumpang tindih, mulai dari gender, usia, kemampuan fisik, ras, hingga status sosial-ekonomi. Perencana kota didorong untuk sadar dan mengakui bahwa kebutuhan mobilitas setiap orang berbeda, dan pendekatan “satu solusi untuk semua” tidak lagi relevan dalam menciptakan kota yang berkelanjutan.
Metode Partisipatif dalam Pengumpulan Data
Untuk mewujudkan kebijakan yang tepat sasaran, kuliah ini juga membahas berbagai metode pengumpulan data yang sensitif terhadap konteks sosial. Ulfi memaparkan beberapa pendekatan partisipatif, antara lain:
- Survei Daring dan Lapangan: Untuk menjangkau demografi yang luas.
- Focus Group Discussion (FGD) & Community Mapping: Guna menggali narasi mendalam dan memetakan persepsi komunitas secara visual.
- Walkability Audit & Photovoice: Metode unik untuk membangun empati melalui pengamatan langsung dan dokumentasi visual pengalaman pengguna.
Dari Data Menjadi Kebijakan
Sesi diakhiri dengan diskusi mengenai penerjemahan data menjadi rekomendasi kebijakan. Narasumber menekankan bahwa rekomendasi tidak hanya berhenti pada dokumen kebijakan, tetapi harus bermuara pada perubahan fisik infrastruktur yang nyata. Hal ini memerlukan komunikasi yang kuat dengan penentu kebijakan, kolaborasi multistakeholder, serta political will yang kuat. Prioritas rekomendasi harus disusun dengan mempertimbangkan dampak inklusivitas, kesiapan pelaksanaan, serta biaya.
Kuliah tamu ditutup dengan pesan inspiratif bahwa inklusivitas dimulai dari kemauan untuk mendengarkan mereka yang suaranya paling jarang terdengar dan berempati terhadap pengalaman mereka. Kegiatan ini diharapkan dapat membekali mahasiswa PWK UGM dengan perspektif baru dalam merancang sistem transportasi masa depan yang aman, mudah diakses, dan adil bagi semua warga kota.
Kuliah tamu ini sejalan dengan beberapa Sustainable Development Goals, di antaranya:
- SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)
- SDG 5: Kesetaraan Gender (Gender Equality)
- SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan (Reduced Inequalities)
- SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth)
- SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-being)
- SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh (Peace, Justice, and Strong Institutions)